VISI DAN MISI

VISI
Menjalin kebersamaan dan persaudaraan Pegawai Negeri Sipil menuju kemandirian pengabdian kepada Bangsa, Negara, dan Pemerintah

MISI
- Melaksanakan peraturan perundang -undangan
yang mengatur kerja Pegawai Negeri Sipil
- Meningkatkan kompetensi personal, akademik,
sosial, dan vokasional sesuai dengan tugas &
jabatan
- Membangun jaringan kerja dalam pola karir
peningkatan pangkat, golongan dan jabatan

Thursday, January 14, 2010

TAHANAN KAYA TAK AKAN MENDERITA


JAKARTA – Perlakuan berbeda para tahanan atau narapidana ternyata tidak hanya terjadi pada Artalyta Suryani di Rutan Pondok Bambu. Namun, diskriminasi juga terjadi di sejumlah Rutan dan LP lainnya.

Salah seorang mantan narapidana di Rutan Salemba, sebut saja Boy (nama samaran) berpendapat, perbedaan perlakukan oleh pihak rutan memang sudah menjadi tradisi lama. Uang pun menjadi penentu nasib di hotel prodeo.

Berikut pengakuan mantan terpidana kasus narkoba di Rutan Salemba ini saat diwawancara okezone, Kamis (14/1/2010).

Apakah diskriminasi terhadap tahanan atau napi sudah menjadi tradisi?

Berdasarkan pengalaman saya, uang sangat menentukan disana. Pihak rutan biasanya menawarkan harga kamar kepada tahanan yang baru dikirim. Itulah yang menyebabkan diskriminasi.

Berapa harga kamar yang ditawarkan pihak rutan?

Harganya bervariatif. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan per bulan. Biasanya yang menjadi penghuni kamar enak adalah orang berduit atau orang penting.

Fasilitas lebih apa saja bagi penghuni rutan yang bisa membayar?

Banyak. Salah satunya, mereka bisa bebas keong (bebas keluar kamar) pada malam hari. Sedangkan yang tak bisa membayar akan tidur di dalam kamar sempit yang penghuninya cukup banyak. Bahkan ada yang tidurnya seperti ikan pepes karena miring, saking penuhnya.

Fasilitas lainnya apa?

Mereka memiliki benda-benda yang tidak dimiliki penghuni lain. Misalnya saja televisi, DVD, kulkas, kamar ber-AC, dan lain sebagainya. Penghuni kamar itu biasanya pejabat negara (sambil menyebut salah satu pejabat yang pernah ditahan di Rutan Salemba).

Kepada siapa pembayaran itu dilakukan?

Biasanya yang meminta uang aman itu formen (kepala kamar). Nanti mereka menyetorkan uangnya kepada oknum sipir. Oknum sipir tersebut sudah biasa berbisnis dengan para formen.

Kabarnya, di dalam rutan juga terdapat banyak bisnis. Benarkah?

Itu sih sudah bukan rahasia. Jangankan bisnis narkoba yang barangnya kecil. Bisnis makanan saja bisa. Jangan salah, ada tahanan yang bisa bisnis makanan di dalam rutan. Mereka jualan sate, nasi goreng, lauk pauk, dan sejenisnya. Bagaimana mereka bisa membawa itu semua kalau tidak bekerjasama dengan oknum sipir. Bahkan, ada juga penghuni yang bisnis menyewakan handphone, DVD, dan televisi.

Artinya, orang yang memiliki kecukupan ekonomi tidak akan menderita disana?

Benar sekali. Orang kaya akan hidup enak di dalam rutan, tapi orang miskin akan sangat menderita dan babak belur. Selama hidup di rutan akan terus dimintai uang baik oleh oknum sipir ataupun formen.
Sumber :
TB Ardi Januar - Okezone

No comments:

Post a Comment